Bina Mental Generasi dengan Seni
*Muhammad Fadhli
Kalau seni budaya Piaman kita biarkan mati, habislah kita! Sungguh, tak ada harta terbesar yang patut kita wariskan pada anak kemenakan agar mereka tetap menjadi ughang Piaman, kecuali kekayaan budaya Piaman itu sendiri.
Harta bisa habis, tanah bisa dibeli orang, tapi sikap berbudaya tak akan bisa ditawar dengan harga berapapun. Itulah kekayaan terbesar kita!
Kalau hanya benda yang kita wariskan, benda bisa menyesatkan! Tapi, adat, budaya dan kesenian tradisi, di dalamnya senantiasa menyebarkan bibit positif, agar generasi tidak tersesat.
Jadi, seni bukan pelengkap ketika dibutuhkan untuk seremoni ini dan itu.
Buat apa seni ditampilkan hebat-hebat di dalam sebuah seremoni, toh ia hanya jadi pelengkap. Buat apa seni dibikin bagus-bagus, jika hanya untuk menyenangkan hati "ughang lalu" yang entah kenal, entah tidak dengan budaya kita.
Buat mereka itu hanya hiburan. Sementara, buat masyarakat itu pelajaran. Kita tak perlu bangga berjuta orang luar mengagumi seni kita, jika orang kita sendiri malah tak mencintainya. Dampak ikutan dari pelestarian tradisi, itu cuma bonus!
Seni harusnya dikembalikan pada masyarakat. Pewarisnya! Dipertontonkan pada mereka, agar mereka merasa memilikinya.
Pesan kesenian harus sampai pada tiap orang. Bukan sekadar hiburan. Bukan hanya itu guna kesenian.
Seni adalah platform pembinaan mental generasi kita. Itu intinya. (*)
*Penggiat Forum Batajau Seni
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi