Kami Tidak Patah
*Faldo Maldini
Kami tidak patah, hanya bengkok, lalu melenting. Sudah berjalan berkeliling Sumatera Barat sejak Oktober 2019, sudah lebih dari tiga ratus lokasi yang kami kunjungi. Ribuan orang sudah kami temui. Ada banyak warga ingin perubahan, mereka adalah bagian dari Sumangaik Baru (Semangat Baru).
Saya datang untuk menjadi kawan, anak, atau adik dari warga Sumatera Barat. Ingin duduk bersama untuk melahirkan kepemimpinan terbaik, kepemimpinan yang memikirkan inovasi, konsep, dan gagasan untuk membangun Sumbar sebagai jalan menuju masa depan Indonesia. Kalau mau diskusi kami siap dialog, kalau mau menghujat silakan di sosial media saja.
Kami ingin bekerja bersama agar seluruh warga Sumbar otaknya makin pintar, perutnya makin kenyang, dompetnya makin penuh, dan hatinya makin tentram. Tidak ada lagi yang ditolak rumah sakit bila berobat, tidak ada lagi yang bingung besok akan makan apa, dan tidak ada lagi yang terpinggirkan oleh kebijakan pemerintah. Semua gagasan tersebut sudah saya sampaikan dalam program Sumangaik Sambilan (Semangat Sembilan) lewat pidato politik saya yang lalu.
Kami ingin ikut mewarnai wacana kepemimpinan di Sumbar. Kami ingin warga tidak hanya mahir membaca Quran, tetapi juga paham berapa besar Anggaran Pemerintah yang harusnya diberikan untuk mengembangkan pendidikan Al Quran, meningkatkan kesejahteraan guru mengaji di nagari-nagari.
Kami tidak hanya ingin warga gemar shalat berjamaah ke mesjid, tetapi juga harus paham seberapa besar hak yang harus didapatkan untuk renovasi mesjid dan rumah ibadah lainnya. Agar, beribadah semakin tenang dan nyaman.
Kami tidak hanya ingin anak-anak Sumatera Barat bisa belajar keras dan mencapai cita-citanya. Tetapi juga, anak nagari harus paham berapa hak mereka yang dititipkan rakyat kepada pemerintah untuk bersekolah dan kembali mengabdi kepada kampung halaman. Warga yang mampu dan terorganisir akan menghadirkan kepemimpinan yang bermutu.
Sumangaik Baru adalah soal membangun jalan keluar dari stagnasi. Sumangaik Baru adalah soal pemerintahan yang terbuka. Tidak ada lagi orang yang mati-matian mempertahankan kekuasaannya, untuk kepentingan segelintir kelompoknya semata.
Sumangaik Baru adalah lawan dari pikiran hanya anak si itu dan si ini yang boleh jadi pejabat. Hanya lewat partai ini dan partai itu bisa jadi penguasa. Justru, kami turun dan mengajak warga bersama untuk mereformasi budaya politik yang buruk.
Paling tidak, apa yang sudah kami lakukan sampai sejauh ini dapat menjadi bekal teman-teman relawan untuk mengedukasi publik. Menempatkan sebuah standar kepemimpinan yang memiliki gagasan jauh ke depan. Sebuah standar untuk memilih pemimpin yang lebih dari sekedar fanatisme buta semata.
Kemarin, MK sudah mengeluarkan keputusan terkait permohonan kami, terkait batas usia calon kepala daerah. Mungkin tidak ada kesempatan bagi kami untuk mencalonkan dalam Pemilihan Gubernur tahun ini karena permohonan tersebut ditolak. Mencalonkan Gubernur harus berusia 30 tahun dalam UU-nya, sementara ketika pemilu nanti, saya berumur 30 tahun kurang satu hari.
Perjuangan ini tidak boleh berakhir. Saya ucapkan terimakasih untuk semua relawan dan semua pihak yang telah mendukung, yang sudah mengantarkan, mengajarkan, dan membimbing saya untuk lebih mengenal Sumatera Barat.
*Ketua PSI Sumbar
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir