Hikmah Ramadhan: Kisah dan 'Ibrah
*Irsyad Syafar
Setelah semua rincian yang sangat datail dan rumit ini, barulah bani Israil mengaku, "Sekarang, barulah engkau terangkan dengan benar." Seolah-olah jawaban-jawaban sebelumnya bukanlah sebuah kebenaran.
Akibatnya, mereka sangat susah menemukan sapi betina dengan kriteria yang sangat sempurna. Dan ketika mereka temukan sapi tersebut, harganya sangatlah mahal. Sapi tersebut milik seorang anak yatim yang shaleh. Imam As Suddi menyebutkan bahwa sapi itu harus mereka beli dengan harga emas seberat 10 kali lipat berat sapi tersebut.
Itu sebagai akibat (hukuman) atas pembangkangan dan "nyinyirnya" kepada perintah Allah dan Nabinya. Akhirnya mereka bisa menyembelih sapi yang disyaratkan Allah. Kemudian Nabi Musa mengambil sebagian daging sapi tersebut, lalu memukulkannya ke jasad mayat yang terbaring.
Dengan izin Allah mayat itu hidup kembali. Ia bangkit dan berkata, "Orang itu yang membunuhku." Ujarnya sambil menunjuk ke pemuda tadi. Kemudian ia pun kembali mati seketika.
Maka terungkaplah pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Dan terbebaslah penduduk desa lain dari tuduhan dan denda. Kejadian ini menjadi bukti kekuasaan Allah Yang mampu menghidupkan dan mematikan, dengan cara yang Dia kehendaki. Sekaligus peristiwa itu menjadi mukjizat Nabi Musa. Allah mengabadikan kisah ini dalam QS Al Baqarah: 67-73.
Pelajaran:
1. Allah sangat berkuasa untuk menghidupkan dan mematikan makhlukNya.
2. Allah sangat berkuasa untuk memunculkan semua yang disembunyikan oleh makhlukNya, tidak ada yang rahasia dalam ilmuNya.
3. Membangkang kepada perintah Allah dan RasulNya, tidak percaya kepada ajaranNya, hanya akan mendatangkan kehinaan dan malapetaka di dunia dan di akhirat.
4. Cinta dan tamak dengan dunia akan menjerumuskan manusia ke dosa-dosa yang tak berakhir, kecuali dengan kematian.
5. Membangkang, banyak tanya yang tidak perlu, banyak alasan, tidak sopan kepada Nabi dan Rasul, adalah watak bani Israil yang sangat tercela.
*Pendidik di PIAR
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi