Refleksi 13 Tahun Tsunami Aceh untuk Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat
*Rahmat Triyono, ST. Dipl. Seis, MSc
Seperti pada gempabumi Padang 2009, dimana bangunan tradisional rumah gadang, yang sebagian besar terbuat dari kayu tetap utuh, dan tak mempan diguncang gempabumi, walaupun banyak bangunan beton yang hancur diguncang gempa tersebut serta tidak hanya mengharapkan sistem peringatan dini yang dinformasikan oleh BMKG.
Selain itu, pentingnya pengetahuan tentang bangunan aman gempa bumi agar mengurangi dampak yang diakibatkan oleh gempabumi, yaitu dengan membuat pondasi rumah yang harus diletakkan pada tanah yang keras, menggunakan bahan baku beton, menggunakan ikatan tulang beton, menggunakan rangka atap yang ringan, jangan menggunakan perabot yang menggantung, dan tali perabot-perabot rumah pada dinding.
Mengingat wilayah Sumatera Barat merupakan wilayah yang rawan terhadap gempabumi, dan memiliki 3 zona seismic aktif, yaitu Zona Subsuksi Megathrust, sesar Sumatera, dan Sesar Mentawai, masyarakat sekitar diimbau untuk mewaspadai sumber-sumber gempa bumi yang berasal dari sesar Sumatera dan sesar Mentawai bukan hanya yang bersumber dari subduksi Megathrust.
Melalui peringatan 13 tahun tsunami Aceh untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat Sumatera Barat akan ancaman gempabumi dan tsunami sekaligus diagendakannya serah terima aset sirine tsunami BMKG ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Ph.D.
Selain itu, akan dilakukan aktivasi sirine oleh Gubernur provinsi Sumatera Barat, Prof Irwan Pratiyno pada 27 Desember 2017 untuk sirine yang berlokasi di Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Padangpariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat.
Dengan adanya serah terima ini diharapkan dengan diserahkannya aset dan operasional sirine di 6 lokasi, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh pemerintah provinsi Sumatera barat bilamana mendapatkan warning tsunami dari BMKG.
Untuk masyarakat wilayah Sumatera Barat diharapkan apabila ada warning yang diinformasikan melalui sirine tsunami, informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melakukan perintah evakuasi kepada masyarakat, hal tersebut merupakan bentuk perhatian dan keperdulian Gubernur Sumatera Barat kepada masyarakat agar melakukan evakuasi dimana wilayah Sumatera Barat ini merupakan wilayah yang rawan terhadap gempabumi dan tsunami. (*)
*Kepala Stasiun Geofisika Silaing Bawah Padangpanjang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi