Bencana Alam dan Kemiskinan
*Musfi Yendra
Kurun waktu belakang ini di berbagai tempat di Indonesia sering terjadi bencana alam. Seperti banjir, longsor dan gempa bumi.
Menurut United Nations International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR) sebuah Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana, Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia.
Berbagai bencana alam mulai gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan rawan terjadi di Indonesia.
Bahkan untuk beberapa jenis bencana alam, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia yang menjadi korban meninggal akibat peristiwa ini.
Tak hanya kerugian material dan korban nyawa yang diakibatkan oleh bencana alam, namun bencana juga merupakan variabel meningkatnya angka kemiskinan.
Menurut Undang-Undang Propenas Nomor 25/2000 menyebutkan berdasarkan penyebabnya kemiskinan dibedakan menjadi dua.
Kemiskinan kronis (chronic poverty) yang disebabkan oleh pertama, sikap dan kebiasaan hidup masyarakat yang tidak produktif.
Kedua, keterbatasan sumber daya dan keterisolasian. Ketiga, rendahnya taraf pendidikan dan derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, dan ketidakberdayaan masyarakat.
Kemiskinan sementara (transient poverty) yang disebabkan, pertama, perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi.
Kedua, perubahan yang bersifat musiman seperti kasus kemiskinan nelayan dan pertanian tanaman pangan. Ketiga, bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan.
Kemiskinan yang muncul pasca bencana alam sering luput dari perhatian, termasuk pemerintah. Bahkan kita pernah mendengar, ketika bencana alam di Banjarnegara beberapa bulan lalu, pemerintah kehabisan pasokan bantuan untuk masyarakat. Beruntung banyak lembaga sosial masyarakat ikut berkontribusi.
*Pembina DD Singgalang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi