Tanggulangi Stunting dengan Edukasi Gizi dan PMT Pangan Lokal Hewani

*Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed

Jumat, 03 Mei 2024 | Opini
Tanggulangi Stunting dengan Edukasi Gizi dan PMT Pangan Lokal Hewani
Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed.

Konsumsi daging sapi juga dapat meningkatkan kemampuan matematika dan aktivitas fisik. Produk susu, seperti susu sapi, mengandung nutrisi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1), kasein, whey, asam lemak, laktosa, vitamin, dan mineral.

Konsumsi ikan, baik air laut maupun air tawar, juga memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan karena kandungan protein berkualitas tinggi, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral penting seperti vitamin D, B12, A, zat besi, selenium, fosfor dan iodin.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa memiliki beragam jenis pangan dari sumber hewan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal anak daripada hanya mengonsumsi satu jenis pangan hewan.

Semakin bervariasinya asupan makanan, semakin besar kemungkinan bahwa anak akan mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Selain itu, konsumsi makanan yang beragam juga meningkatkan keragaman mikroba di usus, yang memainkan peran penting dalam pencernaan dan kesehatan anak-anak.

Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia dalam keragaman hayati. Menurut data Badan Ketahanan Pangan tahun 2020 dan Neraca Bahan Makananm tahun 2022, setidaknya terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 30 jenis ikan, 6 jenis daging, 4 jenis unggas; 4 jenis telur, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran serta 110 jenis rempah dan bumbu.

Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan pangan lokal sangat terbuka luas termasuk untuk penyediaan pangan keluarga, termasuk untuk perbaikan gizi balita.

Namun demikian, ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan dasar Makanan Tambahan (MT).

Data yang diungkapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2019 mengindikasikan bahwa tingkat konsumsi telur, daging, susu, dan produk turunannya di Indonesia termasuk dalam kategori rendah secara global.

Hasil survei Susenas tahun 2022 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi protein per kapita per hari mencapai 62,21 gram, namun konsumsi telur dan susu hanya sebesar 3,37 gram, daging 4,79 gram, dan ikan/udang/cumi/kerang sebesar 9,58%.

Kegiatan PMT berbahan pangan lokal yang disertai edukasi gizi dan kesehatan untuk perubahan perilaku diharapkan dapat mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan.

Halaman:

*Doktoral Ilmu Gizi-Dosen Fakultas Kedokteran UNP

Bagikan:
Erison A.W.

Dr Rasidin Diangkat jadi Wali Kota

Opini - 16 Agustus 2024

Oleh: Erison A.W.

Hamriadi S.Sos ST

Putra Daerah di Pusaran Pilkada Bukittinggi

Opini - 16 Juli 2024

Oleh: Hamriadi S.Sos ST

Dosen FISIP Unand.

UKT Mahal, Tak Usah Kuliah

Opini - 20 Mei 2024

Oleh: Dr Emeraldy Chatra