Benarkah Gerakan Kampus Partisan
*Dr. Hary Efendi Iskandar
Menjadi pejabat politik dan sekaligus sebagai pejabat publik seyogyanya mempatkan diri sebagai rujukan dan tauladan publik, bukan sebaliknya bukan menjadi peng-“gaduh” publik.
Begitu pula dengan para rektor sebagai pimpinan di lembaga yang merasa “setegah hati,” ragu-ragu dan bahkan yang ada yang merasa takut dan khawatir untuk menyuarakan dan menegakkan nilai-nilai keintelektualan dan kecendikiawanan maka ini menjadi petanda awal bahwa telah terjadi pengkhianatan.
Yaitu, pengkhianatan intelektual atau pengkhianatan kecendikiawanan (Benda: 2007).
Bila bibit-bibit pengkianatan itu telah mulai tumbuh dan kemudian berkembang, serta tumbuh subur dalam diri para inteletual dan cendikiawan, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana dengan mahasiswa sebagai anak didiknya.
Jika diluar sana, pejabat politik dan pejabat publik tidak lagi dapat diharapkan menjadi rujukan dan imam publik oleh mahasiswa, tentu amat diharapkan di kampus mereka masih memiliki harapan, mamih menemukan ketauladan dan imam publik ditengan kelangkaan sosok orang diharapkan menjadi teladan.
Wallahu’alam. (*)
*Ketua PSH Universitas Andalas
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi