Remaja Seks Bebas di Tengah Kebutaan Masyarakat
*Dr Emeraldy Chatra
SAYA meneliti remaja-remaja seks bebas seperti itu untuk disertasi saya di Universitas Padjadjaran. Lokasinya di Subang, Jawa Barat. Penelitian itu memang sudah cukup lama, antara tahun 2013 – 2015.
Tapi, dari kegiatan itu saya jadi cukup paham masalah seks bebas yang menjamur di tengah masyarakat kita.
Dari penelitian itu saya tidak dapat menyalahkan orang tua sepenuhnya. Mereka sendiri jadi korban dari sebuah pergeseran ideologi seksual yang melanda anak-anak mereka.
Ideologi seksual yang mendewakan kebebasan itu muncul dari lingkungan yang tak dapat dikontrol orang tua.
Di lingkungan yang memberi ruang kebebasan itu berbagai elemen masyarakat -- mulai dari tokoh masyarakt, pemrintah, pengusaha tempat hiburan, penyedia kamar maksiat, video porno, laki-laki hidung belang, dsb. -- punya kontribusi.
Di lingkungan itulah anak-anak dibesarkan, sekaligus menjadi korban.
Pertentangan orang tua dengan anak yang menyebabkan anak meninggalkan rumah sangat banyak terjadi.
Setelah meninggalkan rumah anak-anak itu bergabung dengan komunitas remaja bebas yang hidup dari aktivitas prostitusi dan obat-obatan.
Jadi sebenarnya remaja-remaja seks bebas itu produk dari masyarakat yang rusak. Hanya saja masyarakat bisa menyembunyikan kerusakannya dengan perbuatan-perbuatan yang membuat citra mereka tetap baik.
Bagaimana masyarakat menyembunyikan kerusakannya?
Caranya dengan tidak membicarakan masalah itu dalam pertemuan-pertemuan formal maupun informal.
*Dosen Komunikasi FISIP Unand
Opini Terkait
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi