Informal Public Relations dalam Politik
*Dr Emeraldy Chatra
Herman meminjam uang sebanyak Rp 6 juta dari seorang warganya. Ternyata uang itu hanya terpakai Rp 4,5 juta untuk duduk di DPRD.
Pada periode berikutnya, ia kembali berhasil duduk di DPRD dan hanya menghabiskan uang sebanyak Rp48 juta.
Mengapa Herman bisa menjadi anggota DPRD dengan biaya yang sangat sedikit?
Ia melakoni praktik informal public relations saja, yaitu dengan berkomunikasi secara face-to-face dengan calon-calon pemilih.
Secara kebetulan, Herman membuktikan tingginya efektivitas komunikasi face-to-face, sebagaimana dikatakan dalam Media Richness Theory (Daft dan Lengel, 1986).
Herman tidak perlu membuat poster, baliho apalagi menggunakan politik uang sehingga dengan biaya Rp48 juta saja, ia dapat duduk kembali di DPRD Tanah Datar.
Herman mempraktekan informalpublic relations secara konsisten, setelah menjadi anggota DPRD.
Ia tidak pernah berdebat dalam persidangan maupun di luar sidang. Dengan cara seperti itu ia tidak punya banyak musuh, baik di lingkungan fraksi maupun dengan anggota DPRD lain fraksi.
Sikap yang selalu bersahabat itu, dilengkapi dengan sikap konsisten untuk tidak minta-minta jabatan. Ia hanya mau memegang jabatan tertentu kalau diberi kepercayaan.
Berbagai anjuran kolega agar ia melobi orang-orang tertentu agar diberi jabatan selalu ia tolak.
Namun, dengan sikap seperti itu ia justru dapat kepercayaan menjadi ketua fraksi Golkar dan berbagai jabatan strategis lain di DPRD.
*Dosen FISIP Unand
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir