E-Sport Bijak dalam Kurikulum Merdeka
*Asmi Yuriana Dewi MPd
Perkembangan e-sport ini berdampak pada dunia pendidikan dengan mayoritas peserta didik yang gemar bermain game.
Apalagi, pascapandemi covid-19, pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) kini kembali menjadi pembelajaran tatap muka new normal.
Sekolah yang sebelum pandemi melakukan pembatasan bagi peserta didik untuk membawa handphone ke sekolah, kini tidak lagi.
Pembelajaran yang dilaksanakan justru dikembangkan ke arah digitalisasi berupa pelaksanaan pembelajaran kolaborasi daring dan tatap muka.
Bukan hal yang asing saat ini jika peserta didik memanfaatkan waktu istirahat dengan bermain game. Bahkan, mereka rela tidak ke kantin demi games atau bahkan mencuri-curi waktu belajar untuk games.
Dilema etika terkadang muncul melihat peserta didik sibuk dengan games, tak peduli dengan guru yang lewat di depan peserta didik sekali pun.
Dilema juga muncul dari laporan orang tua saat kegiatan parenting bahwa peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain games di rumah.
Orang tua harus meminta anaknya keluar kamar untuk makan. Lalu, selebihnya aktivitas dilakukan di kamar dengan handphone dan games.
Peserta didik juga tidak lagi melakukan persiapan untuk penilaian sumatif karena menghabiskan waktu dengan games online bersama teman-temannya dengan istilah main bareng (mabar) sampai larut malam.
Games online menjadi momok bagi orang tua yang perlu dicari solusinya.
Pro dan kontra maraknya peserta didik yang menghabiskan waktu dengan games online menjadi diskusi yang tidak akan habis.
*Guru SMAN 11 Padang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir