Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul Fahmi)
*Zaiyardam Zubir
Moralitas ini sebenarnya sudah sangat luntur dan sangat pudar di kampus.
Kepintaran yang mereka miliki hanya untuk perebutan kekuasan.
Di kepalanya hanya ada dua hal; pertama, bagaimana jabatan bertahan lama dan bagaimana dari jabatan itu bisa memperkaya diri sendiri (Zaiyadam Zubir, 2002).
Bung Fahmi jauh jauh sekali dari 2 karakter di atas. Bung Fahmi seorang yang humanis dan moralis.
Bahkan, disinyalir kelompok yang menuntut Bung Fahmi itu, memiliki target untuk bisa menggantikan jabatan Bung Fahmi.
Namun, desakan dari kelompok dosen muda, meminta rektor untuk tidak memilih dari kelompok yang menzalimi Bung Fahmi.
Kelompok yang meghambakan diri untuk kekuasan. Kelompok yang gila kekuasaan.
Di balik topeng hukum, mereka menjatuhkan Fahmi. Namun, setelah PTUN tidak memenangkan mereka dan justru memenangkan Bung Fahmi.
Kelompok yang menjatuhkan Fahmi hilang dari pemukaan bumi. Entah apa ada dalam kepala mereka, melihat keputusan PTUN itu.
Lantas, bagaimana bagi orang-orang yang menzaliminya?
Apakah mereka bisa melupakan begitu saja perbuatan mereka yang merugikan diri orang lain dan institusi?
*Pendidik
Opini Terkait
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi