Pariwara Pemkab Solok Selatan: Dua Tahun Muzni-Rahman Berhasil Curi Perhatian Presiden Jokowi
VALORAnews - Keberhasilan seorang kepala daerah baik itu gubernur, walikota, dan bupati, dapat dilihat dari bagaimana perubahan yang terjadi pada daerah yang dipimpinnya. Salah satu Pemimpin daerah yang saat ini berhasil membuat daerahnya menjadi lebih baik dan menjadi panutan daerah lainnya adalah Bupati dan Wakil Bupati Solok Selatan (Solsel), Muzni Zakaria-Abdul Rahman.
Pasangan petahana yang terpilih memimpin Solsel periode 2016-2021 ini untuk periode kedua kalinya dinilai berhasil memajukan daerah melalui sektor pariwisata yang dikembangkannya. Di tengah minimnya APBD Solsel, pembangunan daerah tetap bergairah berkat tangan dingin dan upayanya mengejar peluang bantuan hingga ke Pemerintah pusat.
Tak tanggung-tanggung, ratusan miliar anggaran APBN berhasil dibawa ke Solsel dalam menggenjot pembangunan daerah dan pariwisata. Sebut saja, kegiatan megaproyek pembangunan sarana dan prasarana pengendalian banjir dan sedimen sungai Batang Bangko, di Kotobaru yang digelontorkan dana oleh pemerintah pusat sebesar Rp 110,3 miliar tahap awal oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) RI.
Bahkan, megaproyek yang mulai proses pengerjaan tahap I tahun 2017 lalu itu akan dilaksanakan secara multiyears hingga IV tahap dan diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 650 miliar. Tujuan besar dari keberadaan proyek ini untuk mengatasi persoalan banjir yang sering melanda Solsel sepanjang tahunnya.
Baca juga: Sapi Kurban Presiden Jokowi untuk Sumbar Seberat 1052 Kg
"Alhamdulillah, proyek pengendalian banjir di Solsel senilai Rp110,3 miliar yang bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) oleh KemenPUPR ini masih terus berjalan. Kita patut bersyukur, di tengah keterbatasan anggaran APBD Solsel, kita mendapatkan alokasi anggaran yang tidak sedikit jumlahnya dari pemerintah pusat," sebut Bupati Solsel, Muzni Zakaria didampingi Wabup Abdul Rahman.
Pada prosesnya, Pihaknya berharap dukungan dari semua lini agar proyek tersebut dapat tetap berjalan lancar sesuai dengan perencanaan. Jika tidak, maka upaya panjang dalam memperoleh bantuan itu bakal terasa sia-sia.
"Apalagi, Solsel yang berhasil merangkul bantuan ini disaat banyak daerah yang juga membutuhkannya. Lalu, di tengah anggaran pemerintah pusat juga terbatas, daerah kita masih dijamah kucuran dana sebesar Rp110,3 miliar ini. Semua tentu saja berkat dukungan kita semua, termasuk Pihak BWS V, KemenPUPR dan juga pihak lainnya," ungkap Muzni.
Baca juga: Presiden Jokowi Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Batu Taba Agam, Siangnya Langsung Balik
Kemudian, juga ada proyek revitalisasi kawasan Seribu Rumah Gadang (SRG) Kotobaru. Sebesar Rp110 miliar dari APBN kembali dialokasikan ke Solsel untuk pemugaran kawasan perkampungan adat terpopuler itu.
Yang lebih membanggakan, revitalisasi sendiri dicanangkan langsung oleh orang nomor satu di Indonesia yakni Presiden RI Joko Widodo pada puncak peringatan HPN 2018 pada 9 Februari lalu. Di sisi lain, Muzni Zakaria juga sangat mengapresiasi khusus Jokowi yang sudah membantu mempromosikan kawasan SRG sendiri termasuk pendakian Gunung Kerinci.
Baca juga: Pemilu 2024 Ganggu Capaian Target Legislasi, Komisi 1 DPRD Solsel Konsultasi dengan DPRD Sumbar
"Revitalisasi SRG ini akan jadi percontohan untuk revitalisasi kampung adat di seluruh Indonesia nantinya dalam rentang waktu 5 hingga 15 tahun ke depan. Ini pertama kali Kementerian PUPR merevitalisasi sebuah kampung adat," tukasnya.
Lalu, juga ada pembangunan jalan nasional Lubuk Selasih-Batas Jambi yang melewati Solsel dengan anggaran sebesar Rp 150 miliar. Sejauh ini kata Muzni, Solsel masih berjuang keras meminta dituntaskannya jalan dari Solsel ke Kabupaten Dharmasraya.
Secara langsung, permintaan itu disampaikannya sendiri kepada Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan pada 15 Februari lalu. Di hadapan Menko dan Pemprov di auditorium Gubernur saat itu dikatakan Bupati bahwa dengan dibukanya akses jalan itu, maka bakal makin banyak dan mudah akses wisatawan ke Solsel. Terutama dari daerah tetangga kita seperti Jambi dan Riau.
"Saat ketemu Pak Menko Luhut, saya serahkan CD film pendek kawasan SRG dan objek wisata lainnya di Solsel. Beliau mengaku akan ke Solsel, selain itu kita masih berusaha menarik perhatian presiden agar mau ke Solsel. Kabupaten tertinggal yang butuh dukungan banyak pihak untuk bisa maju," katanya.
Di samping itu, Pemkab Solsel juga akan membedah rumah tak layak huni sebanyak 786 unit dengan pagu dana sebesar Rp13 miliar. Hal itu merupakan bagian dalam program strategis bantuan 1000 rumah yang dirancang Pemda Solsel dalam pengentasan kemiskinan sebagai daerah tertinggal.
Termasuk di antaranya Rp9 miliar dari Direktorat Rumah Swadaya Direktorat Jenderal melalui program bantuan stimulant perumahan swadaya (BSPS) dan Rp 1,7 miliar bantuan pascabencana KPGD dari KemenPUPR.
Tahun lalu bantuan serupa juga menjamah Solsel sebanyak 529 unit rumah. Dengan demikian, sekitar 1.300-an rumah dibedah sebagai pengentasan kemiskinan selama dua tahun kememimpinnya itu.
Belum lagi bantuan-bantuan lain seperti pembangunan tempat pembuangan sampah, pembangunan saluran irigasi, drainasi, gerakan 1000 jamban, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam pengentasan titik blanks spot dan sebagainya.
Kondisi ini semakin mengantarkan Solsel berada di ujung jalan untuk keluar dari kungkungan ketertinggalan. Dan semua tak terlepas dari kegigihan Muzni Zakaria dan Abdul Rahman sendiri dalam mengejar dan menjangkau segala peluang bantuan yang ada.
Seiring perjalanan usia Solsel yang genap berusia 14 tahun, rakyat Solsel juga wajar untuk berbangga atas kiprah pasangan Bupati H. Muzni Zakaria dan Wakil Bupati H. Abdul Rahman dalam kepemimpinannya. Pelbagai prestasi pasangan 2 periode ini terus mendapatkan pengakuan dalam memimpin Sarantau Sasurambi tersebut.
Tahun 2016 lalu, Muzni Zakaria dianugerahi penghargaan Wastara Pamitra oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai kepala daerah berintegritas dalam mengimplementasikan Permendiknas No.28/2010 untuk penyiapan calon Kepala sekolah.
Lalu ada juga penghargaan Pabawa untuk inovasi di bidang image, dimana yang meraih penghargaan itu hanya dua Kabupaten di Indonesia yaitu Solsel dan Lanny Jaya, Papua.
Prestasi itu terus berlanjut, tahun 2017 Solsel untuk pertama kalinya berhasil meraih Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2016 dari BPK.
Tahun yang sama pada 25 November lalu, Muzni menerima piala dari Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya melalui Sekretaris Kemenpar, Ukus Kuswara dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2017. Piala diberikan berkat Kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) didaulat menjadi juara I untuk kategori Kampung Adat Terpopuler di Tanah Air.
Raihan itu melengkapi penyematan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk rumah gadang terbanyak di Indonesia. Rekor MURI untuk rumah gadang terpanjang di Indonesia. Rekor MURI peserta pembuat pangek pisang terbanyak tahun 2016 lalu.
Dalam bidang kesehatan, pada 28 November 2017, penghargaan Swasti Saba Padapa bidang pemantapan kabupaten sehat menandai ukiran sejarah prestasi Pemkab Solsel setelah gagal pada dua kali keikutsertaannya.
Sebelumnya, di sektor kesehatan ini Solsel sudah lebih dulu meraih penghargaan Paramesti dari Kementerian Kesehatan atas penetapan Peraturan Bupati (Perbub) No 19/2015.
Melalui sebuah wawancara Februari lalu, dengan rendah hati Muzni didampingi Abdul Rahman mengungkapkan bahwa semua pengakuan dan prestasi itu bukanlah untuk dirinya pribadi. Melainkan untuk segenap aparat pemerintah Solsel, para stakeholder Solsel dan tentu saja seluruh rakyat Solsel yang dicintainya.
"Saya bekerja dengan ikhlas 24 jam demi rakyat Solsel. Di tengah keterbatasan anggaran, kami mesti mengejar anggaran sana sini demi pembangunan Solsel. Alhamdulillah, masyarakat juga semakin mandiri dan tergerak untuk memajukan dirinya dan daerahnya," ujarnya. (adv)
Editor: Mangindo Kayo