Palito Nyalo Gelar Pelatihan Manajemen Seni: Pelaku Seni Tradisi Tak Mampu Ikuti Perubahan Zaman

Selasa, 16 Januari 2018, 23:28 WIB | News | Kota Padang
Palito Nyalo Gelar Pelatihan Manajemen Seni: Pelaku Seni Tradisi Tak Mampu Ikuti...
Anggota Palito Nyalo, Padang, tekun menyimak materi yang disampaikan tiga orang narasumber pada pelatihan manajemen kelompok seni yang dilaksanakan oleh kelompok seni tradisi adat budaya minangkabau Palito Nyalo di ujung tahun 2017 lalu. (istimewa)

VALORAnews - Kelompok seni dan budaya di Kota Padang digerus perkembangan seni dan budaya urban. Kelompok seni cenderung ditinggal oleh pewarisnya. Akibatnya pewarisan seni tradisi dan budaya minangkabau perlahan mulai punah.

Hal inilah yang mengemuka saat pelatihan manajemen kelompok seni yang dilaksanakan oleh kelompok seni tradisi adat budaya minangkabau Palito Nyalo di ujung tahun 2017 lalu. Kegiatan yang dilaksanakan di kampung wisata budaya Pauh daerah Koto Panjang itu, diikuti 10 kelompok seni tradisi dan budaya se-kota Padang. Pelatihan ini dipandu tiga narasumber yang berasal dari berbagai kalangan.

Ketua Jurusan Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Unand, Dr Pramono memaparkan persoalan kelompok seni tradisi di Padang dan Sumatera Barat pada umumnya. Menurut dia, ketidakmampuan kelompok dalam mengikuti perkembangan zaman saat sekarang, jadi persoalan utama untuk maju.

Dijelaskan Pramono, hal tersebut terjadi tidak lepas dari lemahnya manajemen kelompok. Banyak kelompok seni tradisi di Padang masih memiliki paradigma lama, baik dari tatacara pewarisan, maupun dalam tata kelola keuangan kelompok hingga minimnya terobosan untuk menarik perhatian minat generasi muda.

Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan

"Untuk itu, perlu kelompok seni tradisi dan budaya memperbaharui manajemen mereka. Kelompok seni dan budaya harus membaca psikologis dan keinginan generasi muda untuk kembali berminat dalam mempelajari seni tradisi dan budaya tersebut," terangnya.

Contoh sederhana, ungkap dia, generasi muda sekarang menyukai hal yang bersifat seremonial, perlu kelompok membuat even dan acara sesuai keinginan mereka, namun tidak meningalkan esensial nilai nilai budaya. Seperti halnya even silat di mal atau ditempat keramaian ataupun juga menjalin kerjasama dengan pihak sponsor sesuai program yang mereka miliki.

"Nah, ini sekaligus dapat mengatasi kendala kesulitan keuangan dalam membuat even," terang doktor termuda di Fakultas Ilmu Budaya Unand itu.

Sementara, Saparman, narasumber yang berasal dari Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat menitik beratkan pada tatacara teknis pengajaran di kelompok. Kelompok tidak boleh kaku kepada tatacara lama, dalam mengajar dan melatih.

Baca juga: Ketua DPRD Sumbar Ingatkan Siswa SMAN 16 Padang Jauhi Tawuran, Narkoba dan Pergaulan Bebas

"Pelatih seni dan budaya harus mampu menguasai teknik mengajar modern yang berbasis kepada psikologi anak. Anak anak sekarang tidak dapat diajar atau dilatih dengan cara keras, namun dengan cara persuasif, terstruktur dan dijelaskan dengan logika," terangnya.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI