Pelajar Perlu Dilibatkan dalam Tradisi Tulak Bala
VALORAnews - Pelajar sejak dini perlu dilibatkan dalam berbagai tradisi yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya. Seperti tradisi tulak bala yang dilakukan untuk memohon pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari musibah atau ancaman serangan hama terhadap tanaman.
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Padangpariaman, Fauzan Ahmad Ad-Dalwi mengungkapkan hal itu, ketika memimpin pelaksanaan tulak bala yang dipusatkan di masjid Jami'atul Mukminin, Korong Kabun, Nagari Sungai Buluah Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Jumat (29/7/2016).
Tulak Bala diikuti anak-anak, pelajar, tokoh masyarakat, jamaah yang usai melaksanakan shalat jumat dan masyarakat setempat, diawali dengan pembacaan Alfatihah yang dipimpin Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Batang Anai, Zamzami.
Menurut Fauzan, rangkaian tulak bala yakni ratib al-haddad, tahlilan dan ratik keliling kampung sepanjang 2 kilometer. Kegiatan tulak bala ini, sudah dilakukan sebelum puasa, usai lebaran dan terakhir hari ini. Pada pelaksaan yang ketiga ini, diakhiri dengan penyembelihan seekor kambing.
"Informasi dari masyarakat, tradisi tulak bala ini sudah berlangsung lebih dari 100 tahun silam. Alhamdullillah, setelah dilaksanakan tulak bala ini, hasil panen padi petani meningkat. Jika sebelumnya serangan hama tikus sangat meresahkan petani, yang menyebabkan tanaman padi tidak bisa dipanen, setelah tulak bala serangan hama tikus berhenti," kata Fauzan.
Melalui Pimpinan TPA/TPSA Masjid Jami'atul Mukminin Rosnam, kita minta pelajar dilibatkan dalam tulak bala ini. Sehingga sejak dini pelajar memiliki kepedulian untuk menjaga tradisi. "Apalagi sekarang dengan banyaknya serangan dari budaya luar menyebabkan pelajar asing dengan tradisinya. Pelajar kini asyik dengan facebook, game, internet dan WA," kata Fauzan.
"Suatu saat mereka menganggap tradisi tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Padahal mereka sendiri tidak pernah terlibat dan memahami bagaimana sesungguhnya tradisi tersebut ada di lingkungannya," tambah alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten itu.
"Kondisi ini diperparah dengan tidak pernah melibatkan pelajar dalam tradisi tersebut. Untuk itu, kita menghimbau masyarakat Padangpariaman yang menyelenggarakan berbagai tradisi di daerah ini untuk selalu melibatkan pelajar." (rls)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Nurnas Serahkan Alsintan untuk 37 Keltan dari 11 Nagari di Padangpariaman
- Hakim MK Nyatakan Gugatan Tri Suryadi-Taslim Lewat Tenggang Waktu
- JKA Sosialisasikan Empat Pilar ke Kader Ansor Sumbar
- Wasekjen Ansor: Ketum Jadi Menag, Ansor Jadi Sorotan
- Optimistis Raih Anugerah KIP, III Koto Awua Malintang Siapkan Branding Nagari