Ini Dampak Positif Kucuran Rp2,8 Miliar APBD Provinsi untuk Irigasi di Gunung Talang Solok
Menurut Firdaus, dalam satu tahun, tanaman padi bisa panen 3 kali. Kalau berladang, kurang dari itu, bisa hanya 2 kali setahun, harganya pun tidak menentu. Seringkali, tiba-tiba murah, jauh merosot ke bawah.
Dengan hasil itu, Firdaus bisa menyekolahkan tiga anaknya. Beruntung tahun ini sawah sudah bisa diolah kembali.
Apalagi tahun ini dirinya sedang butuh biaya besar, anaknya yang nomor dua sedang menyelesaikan kuliah di Universitas Negeri Padang (UNP). Butuh uang banyak untuk wisuda.
"Sekarang dia wisuda, butuh banyak biaya. Kita bisa pinjam dulu, tapi kalau sawah tidak ada air, orang tidak mau meminjamkan uang," ulasnya.
Firdaus menegaskan, keberadaan irigasi Banda Taluak Bawah adalah urat nadi perekonomian di Nagari Jawi-Jawi.
Kini Irigasi ini sudah dibangun permanen dan kokoh. Bekas longsoran yang sebelumnya juga dibuatkan tiang beton yang lebih kuat.
"Waktu itu ada peninjauan dari Pemerintah Provinsi, irigasi itu dijanjikan akan diperbaiki. Alhamdulillah janji itu ditepati, buktinya sekarang irigasi ini sudah bagus dan air pun sudah mengalir kembali ke sawah," ujarnya.
Pernyataan serupa, juga disampaikan Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Banda Taluak Bawah, Alvi. Dia mengakui, perbaikan saluran irigasi tersebut sangat membantu petani padi di Nagari Jawi-Jawi.
Aliran airnya tidak hanya di Nagari Jawi-Jawi tapi sampai 5 kilometer, sehingga juga bisa mengairi lahan pertanian warga di Cupak dan Talang.
"Luas lahan yang dialiri sekitar 5 ribu hektar. Jika air tidak mengalir jelas petani kita akan mati. Karena tanah di sini cocoknya hanya untuk tanam padi, tidak untuk ladang," kata Alvi.
Diakuinya, irigasi itu sempat putus total 2 tahun lalu. Karena petani sangat butuh aliran air, maka dibuat saluran darurat.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber: