Peringatan Pekan Imuniasi Dunia 2023: Bio Farma Menjelma jadi Produsen Vaksin Terbesar di Asia Tenggara

Jumat, 12 Mei 2023, 22:56 WIB | Bisnis | Nasional
Peringatan Pekan Imuniasi Dunia 2023: Bio Farma Menjelma jadi Produsen Vaksin Terbesar di...
Menteri Kesehatan, Budi G Sadikin bersama Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir dan jajaran, pada peluncuran Pekan Imunisasi Dunia (PID) di Jakarta.

Pada kegiatan puncak peringatan PID 2023, Biofarma Group membuka booth pameran dengan menampilkan berbagai produk karya anak bangsa sekaligus mengedukasi pentingnya imunisasi kepada masyarakat.

"Di samping itu, kami ajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan titer antibodi Covid-19 secara gratis menggunakan Fastbio-RBD yang merupakan salah satu produk Bio Farma terbaru."

"Untuk kategori kit diagnostik dan juga membagikan voucher diskon untuk pemeriksaan HPV metode pengambilan sampel urine menggunakan Cerviscan di Lab Klinik Kimia Farma area Jakarta," tandas Sri Harsi Teteki.

Baca juga: Siapkan 850 ribu Dosis Vaksin Pentavalen untuk Nigeria, Bio Farma Lirik Potensi Pasar Afrika

Tingkatkan Kesadaran

Kementerian Kesehatan Indonesia, memeringati puncak peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Kantor Pusat Kementerian Kesehatan Jakarta, 7 Mei 2023 lalu.

Pekan Imunisasi Dunia yang diperingati setiap minggu terakhir di bulan April setiap tahunnya itu, diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kembali kesadaran dan tindakan kolektif dalam peningkatan cakupan imunisasi untuk agenda eradikasi dan eliminasi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Menteri Kesehatan, Budi G Sadikin mengatakan, saat ini pemerintah terus menggenjot cakupan imunisasi di seluruh pelosok Indonesia.

Cakupan imunisasi rutin lengkap nasional perlahan kembali meningkat pasca pandemi Covid-19. Kini sekitar 94,9% anak-anak Indonesia telah diimunisasi.

"Masih ada sekitar 5% atau 240.000 anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan perlindungan tambahan dari imunisasi dasar lengkap," ungkap dia.

"Artinya, mereka masih berisiko tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 5% itu masih banyak, kalau kita turun sampai targetnya WHO yakni 99% artinya masih ada 1% atau 48.000 anak yang berisiko tinggi, kalau 99,9% masih ada 4800 anak," terangnya.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: